Pada bulan April 2016, 4 (empat) kota IHK di Sumatera Utara mengalami deflasi, yaitu Sibolga sebesar 1,79 persen, Pematangsiantar sebesar 0,66 persen, Medan sebesar 1,22 persen, dan Padangsidimpuan sebesar 0,69 persen. Dengan demikian, Sumatera Utara pada bulan April 2016 mengalami deflasi sebesar 1,16
persen.
Pada April 2016, Medan deflasi sebesar 1,22 persen atau terjadi penurunan indeks dari 127,42 pada bulan Maret 2016 menjadi 125,87 pada bulan April 2016. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 3,88 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,39 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu: makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,33 persen, kelompok sandang sebesar 0,19 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen.
Komoditas utama penyumbang deflasi selama bulan April 2016 di Medan antara lain: cabai merah, bensin, daging ayam ras, ikan dencis, tarif listrik, ikan kembung, dan ikan tongkol.
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, keseluruhan kota mengalami deflasi, dimana deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,79 persen dengan IHK 124,29 dan inflasi terendah terjadi di Bungo sebesar 0,12 persen dengan IHK 121,23.
Di Indonesia, pada bulan April 2016 dari 82 kota yang diamati Indeks Harga Konsumennya (IHK), 77 kota mengalami deflasi, dimana deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,79 persen dengan IHK 124,29 dan deflasi terendah terjadi di Singaraja sebesar 0,06 persen dengan IHK 131,14. Sedangkan Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 0,45 persen dengan IHK 132,98 dan inflasi terendah terjadi di Banjarmasin sebesar 0,04 persen dengan IHK sebesar 122,84.