Maikel
Jefriando - detikfinance
Rabu,
15/04/2015 12:40 WIB
Jakarta -Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Indonesia
masih mengimpor beras sebanyak 7.912 ton senilai US$ 3,1 juta pada Februari
2015. Turun dibandingkan sebulan sebelumnya yaitu 16.600 ton atau US$ 8,3 juta.
Suryamin, Kepala BPS, menyebutkan,
beras yang diimpor bukanlah yang biasa dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat.
Beras tersebut adalah beras khusus yang memang belum bisa diproduksi di dalam
negeri.
"Beras yang diimpor itu
memiliki kriteria khusus. Ada jenis-jenisnya dan hampir semua itu tidak bisa
diperoleh di dalam negeri," kata Suryamin dalam konferensi pers di
kantornya, Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Pertama, lanjut Suryamin, adalah
beras yang dijadikan bibit. "Jadi jenis tertentu yang digunakan untuk
bibit," ujarnya.
Kedua, tambah Suryamin, adalah untuk
kebutuhan restoran makanan non Indonesia. "Misalnya untuk beras di
restoran Jepang, India, Vietnam. Itu nggak bisa menggunakan beras lokal,"
tutur Suryamin.
Ketiga, menurut Suryamin, adalah
beras untuk bahan tepung khusus. "Itu kan harus beras dengan patahan cukup
tinggi," ucapnya.
Keempat, demikian Suryamin, adalah
beras untuk penyandang penyakit tertentu. Misalnya beras untuk penderita
diabetes.
Berikut negara pemasok beras ke
Indonesia pada Februari 2015:
- Thailand 1.030 ton atau US$ 615.000.
- Vietnam 550 ton atau US$ 219.000.
- Pakistan 6.000 ton atau US$ 2,1 juta.
- China 32 ton atau US$ 121.000.
- Malaysia 300 ton atau US$ 28.000.
(hds/dnl)