EKSPOR Nilai ekspor melalui pelabuhan muat di wilayah Sumatera Utara pada bulan Juli 2018 mengalami kenaikan dibandingkan bulan Juni 2018, yaitu dari US$549,93 juta menjadi US$772,92 juta atau naik sebesar 40,55 persen. Bila dibandingkan dengan bulan Juli 2017, ekspor Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen.
Kenaikan terbesar nilai ekspor Sumatera Utara pada Juli 2018 terhadap Juni 2018 terjadi pada golongan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$95,15 juta (44,66%) diikuti golongan karet dan barang dari karet (HS 40) sebesar US$37,37 juta (51,38%), serta kayu dan barang dari kayu (HS 44) sebesar US$12,09 juta (90,77%).
Ekspor ke Amerika Serikat pada Juli 2018 merupakan yang terbesar yaitu sebesar US$105,15 juta, diikuti Tiongkok sebesar US$72,93 juta, dan Bangladesh sebesar US$56,86 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 30,40 persen.
Menurut kelompok negara tujuan ekspor pada Juli 2018, ekspor ke kawasan Asia (di luar ASEAN) merupakan yang terbesar dengan nilai US$262,04 juta (33,90 persen).
IMPOR
Nilai impor melalui Sumatera Utara bulan Juli 2018 atas dasar CIF (cost, insurance & freight) sebesar US$577,72 juta, atau naik sebesar 48,08 persen dibandingkan bulan Juni 2018 yang mencapai US$390,15 juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya, nilai impor mengalami kenaikan sebesar 47,50 persen.
Nilai impor bulan Juli 2018 dibanding bulan Juni 2018, barang modal naik sebesar 28,83 persen, bahan baku/penolong naik sebesar 43,55 persen, dan barang konsumsi naik sebesar 126,28 persen.
Pada Juli 2018, golongan barang yang mengalami kenaikan nilai impor terbesar adalah ampas/sisa industri makanan (HS 23) sebesar US$25,34 juta (119,64%), sedangkan golongan barang yang mengalami penurunan nilai impor terbesar yaitu golongan bahan bakar mineral (HS 27) sebesar US$11,44 juta (-12,80%).
Nilai impor bulan Juli 2018 dari Tiongkok merupakan yang terbesar yaitu US$155,35 juta dengan perannya mencapai 26,89 persen dari total impor Sumatera Utara, diikuti Singapura sebesar US$72,45 juta (12,54%), dan India sebesar US$41,22 juta (7,13%).