Di bulan Februari 2016, tiga kota IHK di Sumatera Utara mengalami deflasi, yaitu Sibolga sebesar 0,02 persen, Pematangsiantar sebesar 0,33 persen, dan Padangsidimpuan sebesar 0,19 persen. Sedangkan Medan mengalami inflasi sebesar 0,38 persen. Dengan demikian, Sumatera Utara pada bulan Februari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,27 persen.
Bulan Februari 2016, Medan inflasi sebesar 0,38 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 125,83 pada bulan Januari 2016 menjadi 126,31 pada bulan Februari 2016. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,06 persen, kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 3,42 persen, kelompok sandang sebesar 1,33 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,36 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,13 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami penurunan sebesar -0,67
persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -1,60.
Komoditas utama penyumbang inflasi selama bulan Februari 2016 di Medan antara lain: Cabai merah, Rokok kretek filter, Beras, Tongkol/ambu-ambu, Ketupat / lontong sayur, Sawi hijau, dan Rokok putih
Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, 11 kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen dengan IHK 129,21 dan inflasi terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen dengan IHK 117,03.
Di Indonesia, pada bulan Februari 2015 dari 82 kota yang diamati Indeks Harga Konsumennya (IHK), 30 kota mengalami inflasi, dimana inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,02 persen dengan IHK 129,21 dan inflasi terendah terjadi di Banda Aceh sebesar 0,02 persen dengan IHK 117,03. Sementara itu, secara nasional pada bulan Februari 2016 terjadi inflasi sebesar -0,09 persen dengan IHK 123,51.